Sholawat Al-Barzanji dan Simtuddhuror: ASAL-USUL SHALAWAT NARIYAH

ASAL-USUL SHALAWAT NARIYAH


ASAL-USUL SHALAWAT NARIYAH



Siapa yang tak kenal dengan shalawat Nariyah? Mayoritas kita mungkin mengenalnya, atau bahkan telah menghafalnya, atau setidaknya pernah mendengar nama tersebut. Tepat sekali, nama ini begitu masyhur di kalangan masyarakat kita sehingga banyak orang yang mengetahuinya. Bahkan saya sendiri dulu pernah menghafal dan sering membacanya dalam kehidupan sehari-hari. Namun sekarang saya meninggalkannya. Alhamdulillah.
Konon kabarnya shalawat Nariyah ini adalah gubahan shalawat dari seorang sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Begitulah cerita yang saya dengar dari kaum Nahdhiyin. Untuk mengetahui kisah itu selengkapnya, bacalah nukilan artikel yang saya dapatkan dari sebuah website berikut ini:
Shalawat Nariyah adalah sebuah shalawat yang disusun oleh Syaikh Nariyah. Syaikh yang satu ini hidup pada zaman Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syaikh Nariyah selalu melihat kerja keras Nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga Syaikh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut shalawat dan Syaikh Nariyah adalah salah satu penyusun shalawat Nabi yang disebut shalawat Nariyah.
Suatu malam Syaikh Nariyah membaca shalawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti Syaikh Nariyah. Namun Nabi mengatakan tidak bisa karena Syaikh Nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam? dan justru Syaikh Nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh Syaikh Nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi Nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bershalawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/shalawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bershalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bershalawat.
Inilah riwayat singkat shalawat Nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan shalawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan Syaikh Nariyah. Dan ada baiknya shalawat ini dibaca 4444 kali karena Syaikh Nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba’ (mengikuti) ajaran Syaikh.
Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak. (http://www.indospiritual.com)
Dari tulisan dalam website itu, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pengarang shalawat Nariyah adalah Syaikh Nariyah yang merupakan sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang telah dijamin oleh Allah dengan surga-Nya. Bagaimana tindakan kita dalam menyikapi cerita ini dan yang semisalnya? Apakah kita langsung mempercayainya tanpa melakukan tabayyun?
Seorang muslim hendaknya tidak langsung percaya begitu saja dengan cerita atau kisah yang disampaikan kepadanya tanpa meneliti terlebih dahulu kebenaran cerita atau kisah yang disampaikan kepadanya tersebut. Inilah tabayyun, yakni meneliti kebenaran sebuah cerita yang didisampaikan kepada kita sebelum kita menentukan benar tidaknya cerita tersebut. Terlebih lagi hal ini merupakan permasalahan agama, maka hendaknya kita lebih waspada lagi dalam menerima cerita yang disampaikan kepada kita.
Janggal dan Tidak Lazim
Dari cerita tersebut di atas, ada beberapa hal yang hendaknya kita perhatikan dengan seksama, yang pertama yakni: Benarkah ada sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang bernama Syaikh Nariyah?
Para sahabat Nabi adalah orang-orang yang telah dimuliakan oleh Allah dan dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya dengan pujian Khairun Naas (Manusia Terbaik). Oleh karena itu, banyak diantara kalangan para ulama yang menaruh perhatian yang sangat besar tentang biografi dan perjalanan hidup para sahabat Nabi. Oleh karena itu begitu banyak kitab yang ditulis yang mengumpulkan biografi dan perjalanan hidup generasi terbaik ini dan beberapa generasi yang hidup di zaman kemuliaan Islam tersebut. Sebut saja Hilyatul Awliyaa` yang ditulis oleh Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Asfahani. Ada lagi kitab Tahdzibul Kamal karya al-Hafizh Al-Mizzi, Shifatush Shafwah karya Imam Ibnul Jauzi, Al-Ishabatu fi Tamyizish Shahabah karya al-Hafizh Ibn Hajar al-’Asqalani dan berbagai kitab sejarah lainnya yang intinya adalah para ulama memberikan perhatian yang sangat besar terhadap biografi dan perjalanan hidup para sahabat Nabi.
Para dewan redaktur majalah As-Sunnah mengatakan, “Setelah meneliti berbagai kitab di atas dan juga referensi biografi lainnya, yang biasa diistilahkan para Ulama dengan kutubut tarajim wa ath-thabaqat, ternyata tidak dijumpai seorang pun di antara Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang bernama Nariyah. Bahkan sepengetahuan kami, tidak ada seorang pun Ulama klasik yang memiliki nama tersebut. Lalu, dari manakah orang tersebut berasal ??”
Sebenarnya ada sebuah kejanggalan pada nama orang yang disangka sebagai sahabat Nabi tersebut, yakni: jika kita terbiasa berinteraksi dengan hadits-hadits Nabi dan biografi para sahabat, belum pernah kita jumpai adanya nama sahabat Nabi yang mendapat ‘gelar’ “SYAIKH”. Perhatikanlah nama di atas, “Syaikh Nariyah”. Ini adalah sesuatu hal yang sangat tidak lazim terjadi di kalangan para ulama salaf, terlebih lagi para sahabat Nabi. Cobalah seandainya seseorang sedikit saja membaca kitab para ulama yang menuliskan biografi para sahabat,  ketika mendengar atau membaca nama Syaikh Nariyah yang disangka sebagai sahabat Nabi, maka ia akan merasakan sesuatu yang aneh, ganjil dan tidak lazim. Mungkin –Allahua’lam- orang yang membuat kisah ini adalah orang yang tidak terbiasa berinteraksi dengan nama para sahabat Nabi, sehingga ia melakukan tindakan yang cukup fatal dan dianggap ganjil oleh orang-orang yang terbiasa dengan biografi para sahabat Nabi. Dari sini saja kita sudah sangsi tentang keshahihan kisah tersebut sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada sahabat Nabi yang bernama Syaikh Nariyah. Jadi, penyandaran shalawat ini kepada sahabat Nabi yang bernama Syaikh Nariyah sangat diragukan kebenarannya.
Kemudian yang kedua, kisah tersebut di atas dinukil dengan tanpa sanad sehingga bagi orang-orang yang memahami betul pentingnya sanad dalam sebuah riwayat, mereka akan sangat sulit melacak keotentikan cerita di atas. Jangankan sanad, artikel tersebut juga tidak mencantumkan referensi dari mana kisah itu dinukil. Sepertinya, -Allahua’alam- orang yang membuat kisah di atas bukanlah orang yang memiliki amanah ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan karena gelapnya asal-usul dan periwayatan kisah tersebut di atas.
Imam ‘Abdullah bin al-Mubarak pernah berkata, “Isnad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada isnad, seseorang akan bebas mengatakan apa yang dikehendakinya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam muqaddimah Shahihnya)
Fenomena Yang Sangat Memprihatinkan
Tersebarnya berbagai kisah yang gelap asal-usulnya di masyarakat luas merupakan sebuah fenomena yang sangat memprihatinkan. Apalagi jika kisah tersebut membawa-bawa nama Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Sungguh kita mengkhawatirkan mereka karena bisa terjatuh ke dalam kedustaan yang diatasnamakan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka” (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya)
Berdusta atas nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidaklah sama dengan berdusta atas nama selain nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Jika berdusta kepada selain Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam saja merupakan sebuah dosa, tentu berdusta atas nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dosanya jauh lebih besar ketimbang berdusta atas nama selain beliau dikarenakan kedudukan Rasulullah yang mulia, dan dikarenakan kedustaan atas nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam akan memunculkan suatu hukum tertentu dalam agama yang mana hukum tersebut tidak pernah ada yang pada akhirnya menimbulkan kerusakan yang sangat besar.
Kita ambil saja contohnya dari kisah shalawat Nariyah di atas. Berapa banyak orang yang meyakini bahwa shalawat tersebut berasal dari Syaikh Nariyah yang ‘disangka’ sebagai sahabat Nabi? Berapa banyak orang yang salah kaprah dalam amaliah mereka? Semua itu adalah akibat dari adanya kisah dusta di atas yang diatasnamakan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Inilah salah satu sebab beredarnya hadits-hadits palsu di tengah umat, yakni adanya tukang-tukang cerita yang mengarang-ngarang cerita, kemudian disandarkan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Jika kisah asal usul dari shalawat Nariyah ini tidaklah shahih, merupakan kedustaan atas nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan merupakan kisah yang gelap asal-usulnya, maka masihkah kita meyakininya dan mengamalkan shalawat ini? Kita katakan tidak. Hendaklah kita meninggalkan perkara-perkara yang tidak jelas asal-usulnya, terlebih lagi menyangkut persoalan agama dan ibadah. Tentu hal ini akan menjadi suatu keharusan untuk meninggalkannya dan beralih kepada amaliah yang shahih yang datangnya dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.
Bukan berarti orang yang meninggalkan shalawat Nariyah dan tidak mau mengamalkannya adalah orang-orang yang tidak cinta kepada shalawat dan tidak mau bershalawat. Tidak demikian adanya. Hanya saja yang kita kehendaki adalah hendaknya kita bershalawat sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melalui hadits-hadits yang shahih.
Shalawat merupakan sebuah ibadah yang agung. Oleh karena itu, mustahil kalau Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak mengajarkan kepada kita tatacara bershalawat yang benar. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan kepada kita dengan jelas tentang bagaimana kita bershalawat. Beliau juga mengajarkan kepada kita lafazh-lafazh atau bacaan-bacaan shalawat yang benar. Semua itu telah beliau ajarkan sehingga tidak perlu lagi menggubah atau mengarang-ngarang tatacara dan bacaan shalawat sendiri. Bahkan parahnya lagi adalah jika kita mengiringinya dengan kisah dan cerita yang kita pun mengarangnya sendiri kemudian kita sandarkan kisah dan cerita kita atasnama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sebagai upaya pembenaran terhadap sesuatu yang batil.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Barangsiapa yang membuat-buat sesuatu yang baru yang tidak kami perintahkan, maka hal tersebut tertolak (di sisi Allah)” (HR. Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa)
Dalam riwayat lain disebutkan, “Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak pernah kami contohkan atas amalan tersebut, maka amalan tersebut tertolak (di sisi Allah)”. Allahua’lam bish-showab.

37 komentar:

  1. Benar..msh banyak orang2 muslim yg belum tahu akan masalah ini..semoga kita semua berada di jalan yg lurus.

    BalasHapus
  2. Benar..msh banyak orang2 muslim yg belum tahu akan masalah ini..semoga kita semua berada di jalan yg lurus.

    BalasHapus
  3. saya sering baca..tapi gak sampai 4444 kali..4 kali aja jarang..paling 3 kali..saya baca karena guru saya juga baca..isinya bagus kok..masa berdoa untuk nabi masuk neraka..tapi di neraka pun gak masalah asal bersama orang orang yg saya cintai..guru..keluarga..dan bersama Allah tentunya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apa anda sempat bersendau gurau dengan mereka atau sebaliknya? jangan dineraka disurga saja bersama keluarga.

      Hapus
  4. saya sering baca..tapi gak sampai 4444 kali..4 kali aja jarang..paling 3 kali..saya baca karena guru saya juga baca..isinya bagus kok..masa berdoa untuk nabi masuk neraka..tapi di neraka pun gak masalah asal bersama orang orang yg saya cintai..guru..keluarga..dan bersama Allah tentunya..

    BalasHapus
  5. Gak mungkin klo kita cinta nabi masuk neraka..yg ada padam api neraka klo ada nabi muhamad di dalamnya ada kekasih allah..mau dr mana asal shalawat itu slma masih ada nama allah dan muhamad pasti baik...stop mencari perbedaan

    BalasHapus
  6. assalamualaikum
    menurut saya tidak ada salahnya bersholawat kepada nabi,, dan jika memang tidak benar masalah syeikh nya ya gk apa2 bersholawat kan gk ada salahnya,, saya juga kurang paham siapa yang membuat sholawat ini,, dan saya juga bingung jika harus mengkaji 1 per 1 apa yang ada , apa anda setiap ilmu yang anda dapat anda kaji lebih dalam ? apa anda pergi kearab sana untuk mencari kebenaran 1 cerita ? misalkan saya dapat 1 hadist apa saya harus pergi keliling cari kebenaran nya ,, mencari sanad nya ? asal usul sanadnya,, dan bagaimana jaman sekarang banyak habib yang membuat sholawat kepada nabi ? berarti tidak boleh diikuti karna tidak di ajarkan nabi ?
    menurut saya selagi isi dari sholawatnya baik ya tidak apa2 , karna itu merupakan tanda cinta kepada nabi , insya allah jika cinta nabi kelak kita akan dikumpulkan bersama nabi,,, karna niat dalam hati hanyalah bersholawat kepada nabi ,, jika anda tidak mau bersholawat karna memandang yang buatnya sungguh itu kurang baik , dan anda juga belum tentu paham siapa itu syekh nariyah, niatkan bersholawat karna ingin menyanjung nabi supaya nabi sayang kpd kita ,, toh skrg banyak kok sholawat dari para ulama,,, saya memang kurang paham agama ,, tapi apa iya masalah syeikh ini anda kaji sendiri ? mungkin anda mencari dari 1 referensi saja ,,, saya sedih , anda mengucapkan hamdalah karna anda sudah tidak membaca sholawat lagi sedangkan bersholawat nabi itu suatu nikmat yang mungkin tidak semua orang bisa merasakan nikmatnya bersholawat kpd nabi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ajib,Mantaaaaaaap Benar komentarnya,Saya Dukung Dunia Akhirat,Laa ilaha illAllah Muhammadur rosulloh,Allah Hu Akbar

      Hapus
    2. Kerjakan yang sudah jelas saja. Biar aman. Kita gambarkan mau masak nasi goreng. Dengan bahan yang baik. Bawang putih, kecap, nitcin, nasi, oli mesran yang baru, saos, soda, ayam, dan semua baik. Dan campur semua dugoreng. Silahkan nikmati.

      Hapus
  7. Bukan Syeikh Nariyah.. tapi SYEIKH ABDUL WAHAB AT-TAZY.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar itu,jd yg menganggap Sholawat nariyah itu salah biarkan aja,ojo seneng ngawirke liyane,kafir e dewe iki dipikirke.

      Hapus
  8. Bukan Syeikh Nariyah.. tapi SYEIKH ABDUL WAHAB AT-TAZY.

    BalasHapus
  9. Yang dinamakan Shalawat Nabi....ya yang diajarkan oleh Nabi Baginda Rasulullah SAW, kalau tidak ada jelas atau ngarang seperti katanya" Shalawat Nariyah" ini bukan shalawat tapi lagu-lagu tak ada bedanya seperti lagu di gereja!! tiap masa setiap orang yang ghuluw bisa karang2 terus dan mereka sebut shalawat!! Naudzubillah min Dzalik...

    BalasHapus
  10. Apakah antum ust iwansyah fadilah belajar langsung dari Nabi dan hidup pada zaman Nabi?

    BalasHapus
  11. Berbantah-bantahan dan perdebatan akan menghilangkan ILMU Dari hati hamba, Sesungguhnya ia mengeraskan HATI, dan membuahkan PERMUSUHAN,
    (imam malik rahimahullah)
    Tartibul madarik 2/39

    BalasHapus
  12. Berbantah-bantahan dan perdebatan akan menghilangkan ILMU Dari hati hamba, Sesungguhnya ia mengeraskan HATI, dan membuahkan PERMUSUHAN,
    (imam malik rahimahullah)
    Tartibul madarik 2/39

    BalasHapus
  13. Tolong nih yg punya blog lebih objektif dlm mencari landasan pembanding jangam hanya dari satu sudut pandang saja, org awam jga tau landasan yg anda gunakan merupakan ulama salafy wahabi, dan tidak objektif d gunakan sbg dasar dlm memeberikan kesimpulan yg sifatnya umum.syukron

    BalasHapus
  14. Tolong nih yg punya blog lebih objektif dlm mencari landasan pembanding jangam hanya dari satu sudut pandang saja, org awam jga tau landasan yg anda gunakan merupakan ulama salafy wahabi, dan tidak objektif d gunakan sbg dasar dlm memeberikan kesimpulan yg sifatnya umum.syukron

    BalasHapus
  15. Setelah saya cek ternyata benar. Syeikh Abdul Wahab At Tazy. Postingan di atas mengajarkan bahwa kalau ingin bertindak harus berpikur dahulu dan jangan mudah terpengaruh. Sejatinya NU tidak pernah melarang Sholawat. Bahkan banyak sekali Sholawat yang di ciptakan oleh NU untuk bersukur atas nikmat yg diberikan Allah. Sejatinya menurt saya dan setahu saya,maaf bukankah Muhammadyah ( mungkin bukan Muhammadyah saja, tapi Muhammadyah adl Islam besar juga yg berdiri bersama NU ) yang mayoritas besar tak melantunkan Sholawat. Saya yakin sekali Muhammadyah yg dipimpin oleh Mbah Dahlan dulu beda dengan sekarang. Islam itu terpecah belah banyak aliran kecil yg mengatas namakan Islam tapi beda dgn ajaran Rosul " wahabi syiah di arab ldii dkk islam lainya di Indo. Kasus ini jug mengajarkan kita jangan mudah suudzon dan jangan mudah dibodohi oleh kelompok tertentu yg paham islam Al Qur'an Al Hadist tapi syirik dgn Islam dan ingin memecah belah. Kita disini sama sama belajar bukan bermaksud utk menggurui tp alangkah baiknya jika kita menerimanya dgn rendah hati dan iqhlas saya yakin kalian semua bisa

    BalasHapus
  16. udh gak ush pd sewot, yg merasa msh dangkal Agama dan msh tdk luput dr dosa tiap detik,menit, dan jam nya jgn merasa pantas ngeJudge ini salah itu salah, pikirin aja dosa masing2..intinya sholawat itu positive dan gak ada unsur negative baik dr segi bahasa ataupun maknanya. yg pntg dalam hidup itu udh merasa menjadi manusia yg " amar ma'ruf nahi munkar " blm ? dan catatan singkat nya gini aja, belajar bahasa Arab dulu yg benar sebelum mengkritis Sholawat tersebut, ada gak kandungan dlm bait bacaan2 tersebut yg mengandung syirik ???

    BalasHapus
  17. Ngajio nduk...marang kiyai 2 sing mutabakhhir dan luas ilmunya. Biar gak gmpng men judge salah orang lain.krn keterbatasan pebgetahuan anda sendiri.pengarang sholawat nariyah syekh ibrohim at taazy al maghribi seperti apa yg prnh di jelaskn al habib Munzir al musawa.

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. Yg pny block msh dangkal akal pikirane....! Smoga aja diampuni dosa"nya.

    BalasHapus
  20. Artikelnya keren mas....tp sayang yg komentar bnyakan orang2 yg taklid buta...Inilah resiko orang yg menyampaikan kebenaran...pasti dimusuhi dan dicaci maki plus mengecap kita WAHABI...Yang sabar aja masse....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bid'ah woyyy dakwah lewat internet ...

      Jaman rosul gk ada ..hahhaha damai

      Kenapa kalian gk nanya langsung sih ke kiyai NU/tabayun gitu ?

      Doyan banget mengjafirkan sesama muslim .emang surga punya kalian ?

      Rosul sibuk mengislamkan ummat kalian mbalah mengkafirkan

      Hapus
    2. Bid'ah woyyy dakwah lewat internet ...

      Jaman rosul gk ada ..hahhaha damai

      Kenapa kalian gk nanya langsung sih ke kiyai NU/tabayun gitu ?

      Doyan banget mengjafirkan sesama muslim .emang surga punya kalian ?

      Rosul sibuk mengislamkan ummat kalian mbalah mengkafirkan

      Hapus
    3. Sdh mengolok taklid buta... Ada perasaan lebih pintar dari yg lain termasuk sombong dalam hati

      Hapus
  21. Kalo mau cari tau jgn d websait yg g jlas pnanggung jawabnya mbgga buka kitab" yg d susun para ulama ygjelas penanggung jawabnya, mangga liat dlm kitab asa'aadatuddaroen.

    BalasHapus
  22. Bubar,ngaji dulu....
    Kalo kita berantem yg seneng org kafir,

    BalasHapus
  23. Para ahlul bid,ah tetap mempertahankan syair syair ghuluw ghuluw, pokok'e rame pokok'e joget, ora ono tuntunane he.., he..

    BalasHapus
  24. Harus 4 mata dialog mncari kebenaran bukan pembenaran, di medsos gak cukup u/ bahas maslah ini... Intinya Yang menyalahkan solawat nariya berarti menyalahkan ulama2 besar pengamal solawat nariya,,,, seolah2 mereka neraka, dirinyalah yg di sorga ,naudzubillah, semoga Allah menyematkan pintu hidayahNya....

    BalasHapus
  25. Orang bego gk pernah sekolah madrasah

    BalasHapus
  26. Guru saya suka mengamalkan sholawat nariyah,nurbuwwah,berjanji dan sholawat yang lainnya dan dia pernah bertemu dgn nabi walau hanya dimimpi dan suruh melanjutkan membaca sholawat itu.berarti itu boleh.apa antum pernah bertemu dgn nabi walau hanya dimimpi?laa ilaaha illallah.open your mind.

    BalasHapus
  27. Alhamdulillah setiap malam jumat pondokku ada amalan baca nariyah 80-100x. Senang sekali terima kasih ya mas gara2 baca blog ini saya makin cinta dan makin sering baca nariyah hihi. Udah pernah buka kitab dalail khoirot belum? Baca dulu nanti kalau tanya sanad darimana aku jelasin di belakang. Islam cinta damai ��

    BalasHapus
  28. Titanium Easy flux 125 amp welder
    Titanium Easy flux titanium bicycle 125 amp welder. The Stainless Steel T.H.C.R. is a solid westcott titanium scissors oxide-containing titanium tv apk material that contains a where can i buy titanium trim very high yield columbia titanium pants (SG)

    BalasHapus

Copyright © Sholawat Al-Barzanji dan Simtuddhuror Urang-kurai